Daftar Kerajaan Islam di Jawa dan Sejarahnya

Daftar Kesultanan dan Kerajaan Islam di Pulau Jawa serta Sejarah Masuk dan Berkembangnya Agama Islam ke Jawa

Sejarahwan memperkirakan Islam di pulau Sumatera, Indonesia sudah ada sejak sekitar abad ke-7 dan 8 M. Sedangkan, Islam masuk ke Jawa dilihat dari waktu dikuburkan Fatimah binti Maimun di Laren (Gresik) yaitu sekitar tahun 475 H (1082 M). Kerajaan/Kesultanan Islam apa saja yang pernah ada di pulau Jawa? Ini dia nama-nama kerajaan Islam di Jawa:

  1. Kesultanan Cirebon (1430 – 1666)
  2. Kesultanan Demak (1475 – 1554)
  3. Kesultanan Dermayu (1478 – 1628)
  4. Kedatuan Giri (1481 – 1680)
  5. Kesultanan Banten (1524 – 1813)
  6. Kerajaan Kalinyamat (1527 – 1599)
  7. Kesultanan Pajang (1554 – 1568)
  8. Kesultanan Sumedang Larang (1585 – 1620)
  9. Kesultanan Mataram (1586 – 1755)
  10. Kasunanan Surakarta Hadiningrat (1745-sekarang)
  11. Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (1755-sekarang)
  12. Kadipaten Mangkunagaran (1757-sekarang)
  13. Kadipaten Pakualaman (1813-sekarang)

Sejak akhir abad ke-15 M dan permulaan abad ke-16 M, pusat-pusat perdagangan di pesisir utara, seperti Gresik, Demak, Dermayu, Cirebon, dan Banten telah menunjukkan kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh para wali di Jawa. Kegiatan itu kemudian muncul sebagai kekuatan politik dengan adanya kerajaan Demak sebagai penguasa Islam pertama di Jawa yang berhasil menyerang ibukota Majapahit. Para wali dengan bantuan kerajaan Demak, Pajang, dan Mataram dapat mengembangkan Islam ke seluruh daerah-daerah penting di Jawa, bahkan di luar Jawa, seperti ke Banjarmasin, Hitu, Ternate, Tidore, dan Lombok. Perkembangan Islam secara struktural diawali dengan raja-raja yang masuk Islam kemudian diikuti oleh rakyatnya. Perpindahan agama para penguasa ini mempengaruhi percepatan perkembangan Islam secara kuantitatif. Bahkan, dengan masuknya Islam dalam kelompok bangsawan dan raja, membuat mereka lebih mempelajari dan memahami Islam dalam komunitasnya sehingga menjadi awal munculnya sosok ulama dari kalangan sultan.

Kesultanan Cirebon (1430 – 1666)

Kesultanan Cirebon adalah sebuah kesultanan di daratan utara pulau Jawa bagian barat pada abad ke-15 dan 16, dan merupakan pangkalan penting dalam jalur perdagangan dan pelayaran antar pulau. Lokasinya di pantai utara pulau Jawa. Didirikan pada tahun 1430 di Dalem Agung Pakungwati sebagai pusat pemerintahan negara islam kesultanan Cirebon, yang letaknya sekarang menjadi Keraton Kasepuhan.

Tumenggung, Panembahan, Susuhunan (Sunan), Sultan:

  • 1430 – 1479 — Sultan Cirebon I Pangeran Walangsungsang
  • 1479 – 1568 — (Sultan Cirebon I Pangeran Walangsungsang menyerahkan kekuasaan kepada keponakannya), Sultan Cirebon II Sunan Gunung Jati
  • 1649 – 1666 — (penguasa terakhir kesultanan Cirebon sebelum dibagi menjadi kesultanan Kasepuhan dan kesultanan Kanoman) Sultan Abdul Karim (Panembahan Girilaya)

Kesultanan Demak (1475 – 1554)

Kesultanan Demak atau Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa yang berdiri pada perempat akhir abad ke-15 di Demak. Demak sebelumnya merupakan kadipaten yang tunduk pada Majapahit yang telah melemah saat itu untuk beberapa tahun sebelum melepaskan diri. Letak kerajaan di Bintoro di dekat muara sungai Demak. Pusat kerajaan terletak antara pelabuhan Bergota dan Jepara. Berdasarkan cerita tradisional Jawa, kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah, yang merupakan anak seorang raja Majapahit terakhir.

  • Bahasa yang umum digunakan : Jawa Kuno (selanjutnya berkembang menjadi bahasa Jawa modern seperti sekarang)
  • Siatem Pemerintahan : Monarki absolut Islam
  • Periode:
  • 1478–1504 — Raden Patah
  • 1505–1518 — Trenggana
  • 1518–1521 — Pati Unus
  • 1521–1546 — Trenggana (*Trenggana sepertinya memerintah Demak selama dua kali.)
  • 1546–1547 — Sunan Prawoto
  • 1547 – 1554 — Arya Penangsang
  • Era Sejarah Penyebaran Islam di Jawa:
  • Pendirian : 1481/1482 (tahun Saka 1403)
  • Ekspedisi ke Melaka Portugis : 1512, 1521
  • Penaklukkan Sunda Kelapa : 1527
  • Perpindahan kekuasaan ke Pajang : 1554
  • Didahului oleh : Majapahit
  • Digantikan oleh : Kesultanan Pajang, Kesultanan Cirebon, Kesultanan Banten, Kerajaan Kalinyamat

Demak memainkan peran penting dalam mengakhiri pemerintahan Majapahit dan penyebaran Islam di Jawa. Sepanjang setengah awal abad ke-16, Demak berada pada puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Trenggana. Pada masanya, ia melakukan penaklukkan ke pelabuhan-pelabuhan utama di Pulau Jawa hingga ke pedalaman yang mungkin belum tersentuh Islam. Salah satu pelabuhan yang ditaklukkan Demak adalah Sunda Kelapa, yang pada waktu itu berada dalam kekuasaan Kerajaan Sunda. Hubungan aliansinya dengan Imperium Portugal sejak 1511 menjadi ancaman bagi Demak. Pada 1527, pasukan dari Demak dan Cirebon yang dipimpin oleh Fatahillah melancarkan serangan sukses ke Sunda Kelapa yang memukul mundur Portugal dan Sunda. Fatahillah kemudian mengganti nama pelabuhan tersebut menjadi Jayakarta.

Kesultanan Dermayu (1478 – 1628)

Kabupaten Indramayu adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kecamatan Indramayu Kota. Nama Indramayu berasal dari nama istri Raden Arya Wiralodra yang bernama Nyi Endang Darma Ayu, yaitu salah satu pendiri Indramayu pada tahun 1527 M. Sebutan Darma Ayu lama kelamaan menjadi Dermayu dan In Darmayu, kemudian menjadi Indramayu.

Kedatuan Giri (1481 – 1680)

Kesunanan Giri atau Giri Kedaton adalah sebuah Kerajaan Islam yang terletak di Gresik, Jawa Timur dipimpin oleh penguasa yang bergelar susuhunan pada abad ke-15 hingga ke-17, setelah Giri ditaklukkan oleh Kesultanan Mataram pada tahun 1636, penguasa Giri bergelar panembahan.

Kesultanan Banten (1524 – 1813)

Kesultanan Banten adalah sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di wilayah Banten, Indonesia. Berawal sekitar tahun 1526, ketika kesultanan Cirebon dan kesultanan Demak memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat Pulau Jawa, dengan menaklukkan beberapa kawasan pelabuhan kemudian menjadikannya sebagai pangkalan militer serta kawasan pesisir barat Pulau Jawa.

  • Pemerintahan: Kesultanan
  • Ibu kota : Surosowan, Banten Lama, Kota Serang
  • Bahasa yang umum digunakan : Bahasa Sunda Banten, Bahasa Jawa Serang, Melayu, Arab
  • Sultan:
  • 1552–1570
    Sultan Maulana Hasanuddin2
  • 1651–1683
    Sultan Ageng Tirtayasa
  • 1809–1813
    Sultan Muhammad Shafiuddin

Sejarah

  • 1526 — Didirikan (sebagai kadipaten di bawah Kesultanan Cirebon)
  • 1552 — Sebagai kesultanan berdaulat
  • 1684-1800 — Vasal VOC (Perusahaan Hindia Timur Belanda)
  • 1800-1806 & 1806-1810 — Vasal Republik Batavia (Belanda) & dilanjuti Kerajaan Hollandia (Belanda)
  • 22 November 1808 – 1811 — Diserap ke dalam Hindia Belanda secara sepihak oleh Daendels
  • 1810-1811 — Vasal Kekaisaran Prancis (saat menguasai Belanda)
  • 1811-1813 — Vasal EIC (Perusahaan Hindia Timur Inggris) dan berakhir dengan dianeksasi oleh Inggris
  • Kesultanan kembali dihidupkan (dengan status simbolis di bawah Provinsi Banten, Indonesia)

Kerajaan Kalinyamat (1527 – 1599)

Kerajaan Kalinyamat adalah sebuah kerajaan Jawa pada abad ke-16 yang berpusat di Jepara. Baik Kalinyamat maupun Jepara awalnya adalah dua kadipaten terpisah yang tunduk pada Kerajaan Demak. Sepeninggal Pangeran Trenggana, Kalinyamat mendapatkan Jepara, Pati, Juwana, dan Rembang.

Kesultanan Pajang (1554 – 1568)

Kesultanan Pajang atau Kerajaan Pajang adalah sebuah kesultanan yang berpusat di Jawa Tengah sebagai kelanjutan Kesultanan Demak. Kompleks keratonnya pada masa ini tinggal tersisa berupa batas-batas pondasinya saja yang berada di perbatasan Kelurahan Pajang – Kota Surakarta dan

Kesultanan Sumedang Larang (1585 – 1620)

Kerajaan Sumedang Larang adalah salah satu kerajaan Islam di pulau Jawa bagian barat yang berdiri pada tahun 721 M. Kerajaan ini sudah berdiri sejak abad ke-8 Masehi, tetapi baru menjadi sebuah negara berdaulat di abad ke-16 Masehi. Popularitas kerajaan ini tidak menonjol sebagaimana kerajaan Demak, Mataram, Banten dan Cirebon dalam literatur sejarah kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Namun keberadaan kerajaan ini memberikan bukti sejarah yang sangat kuat pengaruhnya di kalangan orang Sunda dalam proses penyebaran agama Islam di Jawa Barat, sebagaimana yang dilakukan oleh Kerajaan Cirebon dan Kesultanan Banten.

Kesultanan Mataram (1586 – 1755)

Kesultanan Mataram adalah negara berbentuk kesultanan di Jawa pada abad ke-16. Kesultanan ini didirikan sejak pertengahan abad ke-16 oleh Ki Ageng Pemanahan yang merupakan bawahan dari Kerajaan Pajang, tetapi baru menjadi negara berdaulat di akhir abad ke-16 yang dipimpin oleh dinasti yang bernama wangsa Mataram. Kesultanan Mataram menjadi kerajaan Islam terbesar dan terkuat di Jawa karena berhasil menaklukkan kerajaan-kerajaan lain seperti Demak, Pajang, Surabaya, Blambangan dan Madura. Kesultanan ini yang menyatukan sebagian besar pulau Jawa, yakni sebagian besar wilayah Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah kecuali Banten, selain itu juga menguasai daerah Madura, dan Sukadana (Kalimantan Barat), Makasar, serta sebagian Pulau Sumatra (Palembang dan Jambi). Kerajaan Mataram Islam mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Agung.

  • Bahasa resmi : Jawa
  • Bahasa yang diakui : Bagongan
  • Agama : Islam (resmi)
  • Mata uang : derham jawi dan dinar
  • Pemerintahan : Monarki
  • Raja
  • 1586-1601 — Senapati
  • 1613-1645 — Anyakrakusuma
  • 1646-1677 — Amangkurat I
  • 1704-1719 — Pakubuwana I
  • 1719-1726 — Amangkurat IV
  • 1745-1749 — Pakubuwana II
  • Sejarah
  • 1586 — Tahun Pendirian. Kemerdekaan dari Pajang
  • 1628 — Penyerbuan Batavia I, di bawah pimpinan Tumenggung Bahureksa dan Pangeran Mandurareja
  • 1629 — Penyerbuan Batavia II, di bawah pimpinan Dipati Ukur
  • 1674-1680 — Pemberontakan Raden Mas Alit dan Trunajaya
  • 1742-1743 — Pemberontakan Sunan Kuning
  • 1743 — Perjanjian Panaraga, penyerahan wilayah Madura kepada VOC
  • 13 Februari 1755 — Perjanjian Giyanti, pembagian Mataram menjadi dua kekuasaan
  • Didahului oleh : Kesultanan Pajang
  • Digantikan oleh : Kesunanan Surakarta, Kesultanan Yogyakarta, VOC
  • Sekarang bagian dari : Indonesia

Kesultanan Mataram ini secara de facto adalah negara merdeka yang menjalin hubungan perdagangan dengan Kerajaan Belanda ditandai dengan kedua pihak saling mengirim duta besar. Menjelang keruntuhannya, Kesultanan Mataram menjadi negara protektorat Kerajaan Belanda, dengan status pzelfbestuurende landschappen.

Perjanjian Giyanti membuahkan kesepakatan bahwa Kesultanan Mataram dibagi dalam dua kekuasaan, yaitu Nagari Kasunanan Surakarta dan Nagari Kasultanan Ngayogyakarta. Perjanjian yang ditandatangani dan diratifikasi pada tanggal 13 Februari 1755 di Giyanti ini secara de jure menandai berakhirnya Mataram.

Kasunanan Surakarta Hadiningrat (1745-sekarang)

Kesunanan Surakarta Hadiningrat adalah sebuah kerajaan di Pulau Jawa bagian tengah yang berdiri pada tahun 1745, yang merupakan penerus dari Kesultanan Mataram yang beribu kota di Kartasura. Selanjutnya, sebagai hasil dari Perjanjian Giyanti yang ditandatangani pada tanggal 13 Februari 1755 antara VOC dengan pihak-pihak yang bersengketa di Kesultanan Mataram, disepakati bahwa wilayah Mataram

Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (1755-sekarang)

Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat adalah wilayah Provinsi yang Kini berbentuk Daerah Istimewa Kerajaan dibawah naungan NKRI. Kedaulatan dan kekuasaan pemerintahan negara diatur dan dilaksanakan menurut perjanjian/kontrak politik yang dibuat oleh negara induk Kerajaan Belanda bersama-sama negara dependen Kesultanan Ngayogyakarta. Kontrak politik terakhir antara negara induk dengan kesultanan adalah Perjanjian Politik 1940 .

Kadipaten Mangkunagaran (1757-sekarang)

Kadipaten Mangkunegaran atau disebut pula Praja Mangkunegaran adalah sebuah monarki kadipaten otonom di Pulau Jawa bagian tengah yang merupakan negara vasal dependen dari Kasunanan Surakarta dan Hindia Belanda, yang berdiri sejak tahun 1757 sampai sekarang. Penguasanya merupakan bagian dari Wangsa Mataram, yang dimulai dari KGPAA. Mangkunagara I.

Kadipaten Pakualaman (1813-sekarang)

Kadipaten Pakualaman atau Praja Pakualaman adalah negara vasal dependen dari Pemerintah Pendudukan Inggris dan kemudian Hindia Belanda, yang berbentuk monarki kadipaten otonom di Pulau Jawa bagian tengah. Kedaulatan dan kekuasaan pemerintahan Pakualaman diatur dan dilaksanakan menurut perjanjian atau kontrak politik yang dibuat oleh negara induk

tags: , ,
Apakah kamu suka Daftar Kerajaan Islam di Jawa dan Sejarahnya? Bagikan info ini ke kenalan Anda.